JURNAL MANAJEMEN KARIR
PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN
NAMA : ANA
CONSTANCIA DA COSTA NETO
NIM : 01210038
Fakultas Ekonomi
Manajemen
UNIVERSITAS NAROTAMA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Tata ruang
kantor atau biasa disebut juga Layout adalah
salah satu penunjang sistem kerja yang harus diperhatikan dalam perkantoran. Di
Indonesia, banyak sekali terdapat perkantoran dengan skala produktivitas besar,
menengah dan kecil dengan sistem tata ruang yang sangat bervariasi, dimana
masing-masing sistem saling berhubungan dalam menunjang proses kerja.
Kondisi tata ruang kantor dapat
memberikan pengaruh terhadap hasil kerja karyawan disuatu perusahaan yang
nantinya akan memberikan dampak tersendiri pada perusahaan tersebut. Seperti
letak tata ruang yang kurang tepat dan suasana lingkungan perkantoran yang
kurang nyaman, ataupun prosedur kerja yang belum sesuai dengan kebutuhan
perusahaan itu sendiri, sehingga hal ini dapat membuat karyawan cepat lelah,
rasa malas dan suntuk serta kurangnya konsentrasi terhadap pekerjaan, mengulur
waktu, pemborosan biaya dalam penggunaan alat tulis kantor (ATK) serta rasa
bosan yang terus menerus. Hal ini dapat menjadi suatu permasalahan yang sulit
dihindari apabila perusahaan tidak segera mungkin merubah sistem dan
menjadikannya lebih baik lagi.
Tata ruang kantor yang baik dan
efisien tidak tercipta dengan sendirinya, melainkan hasil dari perencanan yang
tepat dari seseorang atau tim yang bertanggungjawab dalam merancang ruang
kantor dan mereka harus memahami dulu bahwa pemakaian ruang suatu kantor merupakan
proses yang berjalan terus dan berkelanjutan mengikuti beragam kebutuhan dan
tuntutan pekerjaan.
Pada setiap komponen-komponen yang
berjalan, seperti pekerjaan, mekanisme pekerjaan, perlengkapannya, ruangannya,
lingkungan (fisik) disekitarnya, serta para karyawannya merupakan suatu
kesatuan yang saling berhubungan dalam bekerjasama dalam mewujudkan suatu
kinerja kerja yang maksimal.
I.2. Metode Penelitian
Dalam penyusunan artikel ini,
penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1.
Metode Observasi
Dengan metode ini, penulis
mengadakan observasi langsung ke perusahaan untuk mengumpulkan data / informasi
yang akan dibahas.
2.
Metode Dokumentasi
Penulis menggunakan teori-teori
dari literatur baik materi kuliah, media cetak dan elektronik yang berkaitan
dengan penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Tata Ruang Kantor
Ada beberapa
ahli yang mengutarakan pengertian Tata Ruang, diantaranya George R. Terry yang
menyatakan sebagai berikut : “ Office
layout is the determination of space requirement and the detailed utilization
of this space in order to provide a practical arrangement of the physical
factors considered necessary for the execution of the office work within
reasonable cost “ (tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan
ruang dan tentang penggunaannya secara terperinci dari ruangan tersebut untuk
menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap
perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak). Dengan kata lain, arti tata ruang kantor dapat
juga dinyatakan sebagai pengaturan dan
penyusunan seluruh mesin kantor serta perabot kantor pada tempat yang tepat,
sehingga pegawai dapat bekerja dengan mudah, nyaman, leluasa dan bebas untuk
bergerak sehingga tercapai efisiensi.
Istilah
Tata Ruang Kantor sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu Office Layout atau
sering disebut juga Layout saja. Tata Ruang Kantor adalah pengaturan perabotan
, mesin, dan sebagainya di dalam ruangan yang tersedia. Ada beberapa ahli yang
mendefenisikan Tata Ruang Kantor diantaranya sebagai berikut:
“Lingkungan
fisik atau Tata Ruang Kantor adalah suatu yang berada di sekitar pekerja yang
meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan “ (Moekijat 1995:135)
Sedangkan
menurut The Liang Gie (2000:220) lingkungan fisik merupakan segenap faktor
fisik, yang bersama-sama merupakan suatu suasana fisik yang melingkupi suatu
tempat kerja.
Menurut
George Terry yang disadur pula oleh The Liang Gie menyatakan “Tata Ruang Kantor
adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara
terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari
faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran
dengan biaya yang layak” (1988:200)
Menurut
Littlefield and Peterson menyatakan “Tata Ruang Kantor dapat dirumuskan sebagai
penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang
tersedia”(1956:117)
Bahkan
ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa lokasi fisik atau Tata Ruang tempat orang
bekerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas dan sikap antara karyawan
yang satu dan yang lainnya.
II.2. Tujuan Pengaturan Tata Ruang
Apabila dirinci
maka manfaat tata ruang kantor antara lain adalah:
1.
Mencegah penghamburan tenaga dan waktu
para pegawai karena prosedur kerja dapat dipersingkat.
2.
Menjamin kelancaran proses pekerjaan
yang bersangkutan.
3.
Memungkinkan pemakaian ruang kerja
secara efisien.
4.
Mencegah para pegawai di bagian lain
terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian tertentu, atau oleh suara
bising lainnya.
5.
Menciptakan kenyamaan bekerja bagi para
pegawai.
6.
Memberikan kesan yang baik terhadap para
pengunjung.
7.
Mengusahakan adanya keleluasaan bagi:
a.
Gerakan pegawai yang sedang bekerja.
b.
Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi
keperluan lain pada waktu waktu tertentu.
c.
Kemungkinan perkembangan dan perluasan
kegiatan di kemudian hari. (Komarudin, 1985:163)
II.3.
Azas Pokok Tata Ruang
Dalam practical plan Layout ,
Richard Muther mengutarakan tentang azas-azas Pokok Tata Ruang adalah sebagai
berikut:
1.
Azas jarak terpendek, ialah Memungkinkan
proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak sependek-pendeknya. Dalam
hal ini garis lurus antara 2 (dua) titik adalah jarak yang terpendek.
2.
Azas rangkaian kerja, ialah penempatan
para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan
urut-urutan penyelesaian pekerjaan.
3.
Azas penggunaan segenap ruang, ialah
apabila mungkin tidak ada ruang yang tidak terpakai, tidak hanya yang berupa
luas lantai, namun posisi vertikal ke atas maupun ke bawah.
4.
Azas perubahan susunan tempat kerja:
Apabila
diperlukan ruangan dapat dirubah dan disusun lagi dengan mudah dan biaya yang
sedikit, misalnya tata ruang kantor terpaksa dirubah karena:
a.
Perubahan proses kerja/prosedur kerja
kantor.
b.
Penemuan teknologi baru dan lain-lain.
c.
II.4. Tahap-tahap
Menentukan Tata Ruang Agar Terstruktur
Adapun tahap-tahap menentukan tata
ruang agar terstruktur, yaitu :
1.
Perhatikan rencana jalan masuk, jendela
dan kondisi yang tidak dapat dirubah.
2.
Buatlah rencana ruang kantor yang
menggunakan skala.
3.
Tentukan jumlah dan ukuran dari semua
perlengkapan dan perabotan dan sediakan model dari semua perlengkapan.
4.
Bicaralah dengan atasan (Kepala
Seksi/First Line Manager) mengenai ruangan yang diperlukan untuk tiap pegawai.
5.
Buatalah perencanaan dengan
prinsip-prinsip tata ruang.
6.
Perhatikan semua pegawai dan pekerjaan,
letaknya dan sarana penunjang. Ajukan pada pimpinan untuk mendapat persetujuan.
II.5. Langkah-langkah
Dalam Menyusun Tata Ruang
Sebelum dimulai membuat konsep
menyusun tata ruang, maka terlebih dahulu perlu diketahui langkah-langkah
menyusun tata ruang antara lain adalah; mengetahui hubungan satuan yang
melaksanakan kegiatan administrasi dengan satuan-satuan kerja lainnya.
Mengetahui sifat pekerjaan (rahasia
atau tidak rahasia) dan dengan segenap pekerjaan, tentukan urut-urutan
pekerjaan, serta ketahui jumlah pegawai yang terlibat:
1.
Satuan pekerjaan yang melayani publik
ditempatkan pada tempat yang mudah didatangi orang luar tanpa mengganggu satuan
kerja lainnya.
2.
Satuan-satuan yang satu sama lain saling
berhubungan erat, diupayakan untuk dikelompokkan pada satu tempat.
3.
Satuan yang mengerjakan semua kegiatan
administrasi, diupayakan ditempatkan di tengah-tengah (strategis).
4.
Satuan yang tugas pekerjaannya
menimbulkan suara gaduh, diletakkan jauh dari satuan kerja yang membutuhkan
ketenangan.
Membuat
gambar denah ruangan dengan memakai skala, cantumkan panjang dan lebar ruangan
yang bersangkutan, serta beri tanda, tempat pintu, jendela dan lain-lain.
Susunan
letak meja kursi pegawai dan perabot lainnya, gunakan kertas warna-warni dengan
ukuran tertentu, serta beri nomor kode masing-masing.
Menyusun
denah konsep tata ruang dengan memperhitungkan kemungkinan perubahan yang
disebabkan oleh:
1.
Penambahan atau pengurangan pegawai.
2.
Penambahan/penggantian perabot/alat
kerja.
3.
Perubahan penyelasaian prosedur kerja.
4.
Perubahan atau pengurangan struktur
organisasi.
5.
Penambahan atau pengurangan atau
perubahan pekerjaan.
II.6. Macam-macam Tata Ruang Kantor
Pada dasarnya
dikenal ada 4 macam tata ruang kantor, yaitu:
1.
Tata ruang kantor bersekat/berkamar
(Cubicle Type Offices)
Adalah tata ruangan untuk bekerja
yang dipisah dalam sekat-sekat kerja.
Keuntungan
tata ruang kantor berkamar adalah:
a.
Konsentrasi kerja lebih terjamin.
b.
Pekerjaan yang bersifat rahasia, dapat
lebih terjamin atau terlindungi.
c.
Untuk menambah kewibawaan, status
pejabat sehingga selalu terpelihara adanya kewibawaan pejabat atau pimpinan.
d.
Untuk menjamin keberhasilan kerja dan
merasa ikut bertanggung jawab atas ruangan dan merasa ikut memiliki.
Kerugian
tata ruang kantor berkamar:
a.
Komunikasi langsung anatar pegawai tidak
dapat lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi
berkurang.
b.
Diperlukan biaya yang lebih besar untuk
biaya pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan dan biaya peralatan lainnya.
c.
Pemakaian ruangan kurang luwes apabila
ada perubahan dan perkembangan organisasi.
d.
Mempersulit pengawasan.
e.
Memerlukan ruangan yang luas.
2.
Tata Ruang Kantor Terbuka (Open Plan Offices)
Adalah ruangan besar untuk
bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama-sama
diruangan tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.
Keuntungan tata
ruang kantor terbuka:
a.
Mudah dalam pengawasan, pengaturan
cahaya, udara, pengaturan warna dan dekorasi.
Luwes
atau flexible apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak memerlukan biaya
tinggi. Kerugian tata ruang kantor terbuka:
b.
c.
Mudah untuk mengadakan hubungan
langsung, pengawasan penyeragaman kerja dan pembagian peralatan kerja.
d.
Biaya lebih hemat atau murah untuk
pemeliharaan ruangan kerja, penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan,
penggunaan telepon dll.
a.
Kemungkinan timbul atau terjadi
kegaduhan atau kebisingan, rendah rasa privasi.
b.
Pegawai sulit untuk melakukan pekerjaan
dengan penuh konsentrasi.
c.
Batas kedudukan antara pimpinan dan
bawahan tidak nampak jelas.
d.
Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit
dilakukan.
e.
Kemungkinan nampak adanya
tumpukan-tumpukan berkas atau kertas dan peralatan kerja lainnya, sehingga
mengakibatkan pemandangan yang kurang baik.
3.
Tata Ruang Kantor berhias atau
berpanorama/bertaman (lanscaped offices)
Adalah
ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk
ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar lingkungan bener-benar merupakan
lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.
Keuntungan
tata ruang kantor berhias atau berpanorama:
a.
Para pegawai akan merasa nyaman dan
betah bekerja.
b.
Ketegangan syaraf dapat berkurang atau
dihindarkan.
c.
Kebisingan dan kegaduhan dapat berkurang
atau dihindarkan.
d.
Produktifitas kerja dapat meningkat,
pekerjaan dilaksanakan dengan efisien sehingga tujuan organisasi dapat mudah
dicapai.
Kerugian tata
ruang kantor berhias/berpanorama:
a.
Biaya cukup tinggi untuk mengadakan
taman dan dekorasi lainnya.
b.
Biaya pemeliharaan tinggi.
c.
Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah
dan tidak murah.
d.
Tata Ruang Kantor yang merupakan
gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata
e.
ruang terbuka dan tata ruang berhias.
Karena ketiga
bentuk tata ruang mempunyai kerugian, maka untuk mencegah atau mengurangi
kerugian yang ada diciptakan tata ruang kantor gabungan.
4.
Tata Ruang kantor yang merupakan
gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor terbuka
dan tata ruang kantor berhias.
II.7. Prinsip-prinsip
Tata Ruangan
Ada beberapa
prinsip tata ruangan, yaitu :
1.
Aliran pekerjaan yang sederhana yang
membatasi mobilitas pegawai dan menghemat kertas seminimum mungkin.
2.
Ruang lantai harus bebas dari rintangan.
3.
Meja dapat dengan mudah dilihat oleh
pimpinan.
4.
Perlengkapan kerja berada di dekat
penggunanya.
5.
Jumlah jalan atau koridor yang memadai
dan luasnya juga memadai.
6.
Pastikan semua meja mendapatkan penerangan
yang cukup.
7.
Mesin bersuara gaduh harus dipisahkan dari ruangan.
8.
Tata ruang harus menyenangkan.
II.8. Faktor-faktor
yang Harus Diperhatikan Dalam Penempatan Perabot
Dalam penempatan
perabot kantor dalam ruangan kantor, ada lima faktor yang harus diperhatikan :
1.
Harus menghemat ruang lantai.
2.
Harus fungsional hubungan dengan
pekerjaan.
3.
Tinggi meja dan kursi harus sesuai
dengan pemakaiannya (ergonomic).
4.
Perabot harus mudah untuk
dipindah-pindahkan.
5.
Biaya yang dikeluarkan harus relatif
hemat.
II.9. Kondisi
Lingkungan dan Fisik Tata Ruang Perkantoran
Menurut Steward
and Stewart (1983: 53), Kondisi kerja adalah Kondisin kerja sebagai serangkaian
kondisi atau lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja
dari karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud disini
adalah kondisi kerja yang baik, yaitu nyaman dan mendukung pekerjaan untuk
dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada
dilingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan
keamanan kerja, temperatur,kelembapan, ventilasi, kebersihan dan lain-lain.
Jenis kondisi kerja :
1.
Kondisi fisik dari lingkungan kerja
Menurut Handoko (1995:84),
lingkungan fisik kerja adalah semua keadaan yang terdapat disekitar tempat
kerja yang meliputi temperatur, kelembapan udara, sirkulasi udara, pencahayaan,
kebisingan, getaran-getaran mekanis,warna dan lain-lain yang dalam hal ini
bepengaruh terhadap hasil kerja manusia tersebut.
Lingkungan
kerja karyawan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para karyawan
sehingga dapat melaksanakan tugas tanpa gangguan, termasuk dalam hal lingkungan
fisik dalam tata ruang perkantoran.
Yang
termasuk lingkungan fisik dalam tata ruang perkantoran antara lain :
a.
Tata Warna
Warna adalah salah satu elemen dalam
lingkungan perkantoran yang mempunyai
dampak penting bagi karyawan yaitu dampak psikologisnya baik positif atau negatif pada produktivitas, kelelahan, moral,
tingkah laku dan ketenangan.
Faktor pemilihan warna, yaitu :
·
Kombinasi warna
·
Efek cahaya pada warna
·
Nilai pemantulan warna
·
Dampak dari warna
Prinsip dalam pemilihan warna perlu
memperhatikan :
·
Penutup lantai, contoh karpet
·
Penutup dinding
·
Warna furnitur
b.
Sistim pencahayaan
Menurut McShane menyatakan bahwa 80
– 85 % informasi yang diterima karyawan
di kantor adalah mengguna indera penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memeriksa nota
tagihan. Ada empat jenis pencahayaan
yang digunakan di kantor, yaitu :
·
Ambient lighting
Digunakan untuk
memberikan pencahayaan keseluruh ruangan
·
Task lighting
Digunakan untuk
menerangi area kerja seorang karyawan
·
Accent lighting
Digunakan untuk
memberikan cahaya pada area yang akan dituju
·
Natural lighting
Cahaya yang berasal dari
jendela, pintu kaca, dinding dan cahaya
langit, namun cahaya ini tidak selalu ada apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap.
Ada
empat jenis penerangan yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu :
·
Direct
Dengan mengarahkan
cahaya 90-100% secara langsung ke area kerja.
·
Semidirect
Dengan pencahayaan
60-90% cahaya diarahkan ke bawah dan sisanya
diarahkan ke atas, lalu dipantulkan kembali kebawah.
·
Indirect
Dengan pencahayaan
90-100% cahaya pertama diarahkan ke atas,
menyebar dan memantul kebawah ke area kerja.
·
Semiindirect
Dengan
pencahayaan 60-90% ke atas kemudian dipantulkan kebawah dan sisanya ke area kerja.
·
General diffuse
Dengan pencahayaan
40-60% ke arah area kerja dan sisanya ke arah
bawah.
c.
Pengaturan Udara
Faktor lingkungan kantor
yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologia karyawan adalah kondisi udara
didalam kantor. Beberapa faktor udara yang perlu diperhatikan adalah
temperatur, kelembaban, ventilasi
dan kebersihan udara.
d.
Kontrol Suara
Tingkat kebisingan pada
kantor merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan
untuk mengelola tingkat kinerja karyawan yang diinginkan.
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mengontrol kebisingan pada ruang kantor, yaitu :
·
Konstruksi yang sesuai
·
Menggunakan material peredam suara
·
Alat peredam suara
·
Masking
e.
Musik
Musik menghasilkan
beberapa keuntungan, diantaranya membantu meningkatkan
kepuasan kerja dan kinerja karyawan dengan menghilangkan
rasa bosan dan monoton dalam melakukan pekerjaan kantor. Sebaiknya program pemutaran musik hanya diberikan
dalam jangka waktu 10-15 menit
setiap jam.
2.
Kondisi psikologis dari lingkungan kerja
Menurut Newstroom (1996:494) yaitu
kondisi lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja yang meliputi perasaan yang
bersifat pribadi atau kelompok, status dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang
kerja dan sejumlah pengawasan atau lingkungan kerja.
II.10. Definisi Kinerja
Perormance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika´. (Suryadi, 1999 : 2).
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika´. (Suryadi, 1999 : 2).
Berikut
adalah pendapat para Ahli mengenai definisi kinerja, yaitu :
a.
Menurut John Whitmore (1997 : 104)
“Kinerja
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,
suatu pameran umum ketrampilan”
b.
M enurut Barry Cushway (2002 : 1998)
“Kinerja
adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.
c.
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan
kinerja adalah :
“Merupakan
perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai
dengan perannya dalam perusahaan´.
d.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson
Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu
e.
Prawira (2001 : 78) menyatakan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan karyawan´.
II.11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor-faktor yang berpengaruh
langsung terhadap tingkat pencapaian
kinerja organisasi sebagai berikut :
1.
Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode
kerja yang digunakan untuk
menghasilkan produk/jasa yang dihasilkan oleh organisasi, semakin berkualitas teknologiyang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi.
menghasilkan produk/jasa yang dihasilkan oleh organisasi, semakin berkualitas teknologiyang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi.
2.
Kualitas input atau material yang digunakan oleh
organisasi.
3.
Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan
kerja, penataan ruang, dan
kebersihan.
4.
Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola
kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.
5.
Kepemimpinan sebagi upaya untuk mengendalikan anggota
organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi. ( Hesel,
2005 : 179)
II.12. Pemgaruh Tata Ruang Kantor terhadap
kinerja
Lingkungan kerja
dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja karyawan. Lingkungan
kerja merupakan suatu lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan
tugas dan kewajibannya sehari-hari (Agus Ahyari, 1986 : 128). Lingkungan kerja dapat berupa lingkungan
fisik maupun non fisik. Lingkungan Fisik perusahaan meliputi kedaaan
penerangan, keadaan sirkulasi udara dan Tata Ruang. Sedangkan lingkungan non
fisik meliputi suasana kerja, keamanan dan lain-lain. Dengan lingkungan kerja
yang baik dapat membuat karyawan merasa nyaman dan betah dalam bekerja,
sehingga mendorong karyawan bersemangat dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
Begitu juga sebaliknya lingkungan kerja yang tidak layak dan tidak sesuai dapat
mengganggu karyawan dalam bekerja.
Tata
ruang kantor juga termasuk didalam lingkungan kerja. Tata ruang yang baik
mendukung suatu metode untuk membenahi dan menyusun alat-alat perkantoran dan
perlengkapan didalam ruangan yang bertujuan untuk memberikan sarana bagi
karyawan. Tata ruang kantor merupakan suatu segi yang paling dekat dengan
pelaksanaan kerja karyawan sehari-hari. Dengan tata ruang yang baik akan
membantu mekanisme / arus pekerjaan berjalann lancar, ketentraman, kesenangan
dan kegairan kerja menjadi idaman setiap karyawan dan idaman itu bisa diperoleh
jika penyusunan tata ruang kantor itu baik (Didi Wahyu sudirman, 1981 : 59).
Adanya
lingkungan kerja yang nyaman, khususnya tata ruang kantor yang baik akan
memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja sungguh-sungguh sehingga
dapat meningkatkan kinerja karyawan untuk lebih berprestasi terhadap pencapaian
tujuan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Tata Ruang mempunyai pengaruh yang
positif terhadap peningkatan kinerja karyawan.
2.
Pengaturan Tata Ruang kantor yang baik
dapat mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan
lancar. Dengan demikian komunikasi kerja akan semakin lancar, sehingga
koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat mencapai efesiensi
kerja.
3.
Perusahaan dalam menyusun tata ruang
kantor harus memperhatikan jenis pekerjaan, jumlah karyawan, arus kerja dan
kebutuhan setiap karyawan karena semua merupakan suatu kesatuan yang saling
berhubungan dan berkelanjutan.
4.
Kondisi lingkungan kerja yang baik dapat
memberikan pengaruh positif terhadap psikologis karyawan sehingga karyawan
dapat meningkatkan kinerjanya dan berprestasi dalam melakukan pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Diktat Kuliah Manajemen Perkantoran, Akademi Sekretaris
BSI
Moekijat. 1997. Administrasi Perkantoran, Bandung;
Mandar Maju.
Sudamaryati,
Dra. 1992. Dasar-dasar Pengetahuan
tentang Manajemen Perkantoran, Bandung
: Ilham Jaya.
The Liang
Gie.1981. Manajemen Perkantoran Modern,
Liberty, Yogyakarta.
Tjandra, Sheddy
N. dkk, 2008, Kesekretarisan Jilid 1
untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
http://wwww.corner-desk.org
http://www.guardian.co.uk
http://
www.focusnusantara.com
http://www.ubm.ac.id/manajemen/images/doc/journal/jurnal-vivi.pdf